Bahtera Alam – Pohon Berangan (Castanea spp) atau Kastanye merupakan tanaman yang hidup di hutan dan menghasilkan buah yang disebut dengan Buah Berangan (Bangan) atau istilah asingnya Chestnuts (kacang keju). Beberapa puluh tahun silam pohon Berangan sangat awam bagi masyarakat Riau karena banyak tumbuh di dalam kawasan hutan di Riau, tetapi karena deforestasi yang tinggi – penebangan hutan yang bertujuan mengubah lahan hutan menjadi non hutan, keberadaan pohon ini ikut menghilang sehingga saat ini Berangan termasuk dalam daftar tanaman hutan yang langka. Kebutuhan lahan yang luas untuk tanaman monokultur seperti akasia (HTI) dan sawit, mengakibatkan pohon Berangan kehilangan habitatnya. Dahulu Tanaman ini tumbuh baik pada banyak kawasan hutan di Sumatera dan banyak ditemui di benua lainnya seperti Eropa dan Amerika.
Buah Berangan dikenal luas karena biasa dikonsumsi oleh masyarakat, biji buahnya enak dimakan dan mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Selain buah, hampir semua bagian pada pohon Berangan memiliki manfaat dan khasiat tersendiri. Tumbuhan yang memiliki batang lurus dan besar ini sangat baik untuk bahan bangunan dan perabotan karena kuat dan tahan segala cuaca. Daunnya jika direbus dan diminum konon berkhasiat bagi tubuh karena memiliki zat yang bisa mengobati sakit demam, sesak nafas, batuk, dan diare.
Meskipun dikategorikan sebagai umbi-umbian daripada kacang-kacangan, Buah berangan sudah lazim disebut dengan kacang Kastanye atau kacang Keju. Buah berangan berbeda dari jenis kacang lainnya, dalam sebutir kacang kastanye terdapat kandungan serat yang tinggi, aneka mineral, lemak baik, dan senyawa antioksidan yang baik bagi kesehatan.
Sebagai tanaman hutan dan merupakan hasil sampingan dari sebuah pohon, maka buah Berangan termasuk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Tetapi menurut Kementerian LHK melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan dan Dinas perdagangan, plasma nutfah ini belum memiliki daya tarik dalam produksinya. Jika kita ke kawasan hutan di Kampar Kiri khususnya di DAS Subayang, masih berdiri banyak tegakan pohon Berangan yang menghasilkan banyak buah Berangan yang cukup melimpah. Umumnya masyarakat tempatan memanfaatkan buah Berangan untuk dikonsumsi sendiri, kebutuhan rumah tangga, dan diperjualbelikan di dalam kampung saja.
Melihat kandungan nutrisi yang kaya dalam buah Berangan dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya yang enak, maka apabila dikelola dengan baik, dikembangkan dan diatur perdagangan dan pemasarannya, maka buah ini memiliki potensi dalam meningkatan ekonomi masyarakat lokal/adat.
Berdasarkan pola musim tahunan, buah Berangan yang banyak tumbuh di DAS Subayang bisa menghasilkan 2000 hingga 5000 kilogram buah Berangan mentah (yang telah dikupas dari kulit luarnya). Dengan potensi sebesar ini setiap tahun, buah Berangan banyak terbuang percuma karena sebagian besar tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena belum memiliki nilai ekonomis untuk mendongkrak pendapatan masyarakat.
[Penulis : Nuskan Syarif/Editor : MH/Referensi : Berangan si Kacang Keju yang Langka – Riau Pos]
261