[Oleh : Hari Novar] Pighau (piyau) merupakan jenis perahu yang digunakan oleh masyarakat di aliran Sungai Subayang, Kampar Kiri Hulu. Piyau sudah menjadi moda transportasi utama bagi masyarakat di kawasan ini, karena jarak desa dengan desa lain hanya bisa dicapai dengan menggunakan perahu mengikuti aliran sungai yang membelah kawasan hutan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling.
Piyau terbagi 2 jenis, yaitu Robin dan Johnson. Dinamakan Robin atau Johnson berasal dari merek mesin tempel yang digunakan sebagai penggerak pada perahu dan memiliki kapasitas atau daya angkut yang berbeda-beda.
Robin mampu mengangkut 3 hingga 5 penumpang (tergantung barang bawaan), sedangkan Johnson memiliki daya angkut lebih besar. Jenis Johnson ada yang menggunakan mesin modern seperti merek Suzuki 25 PK. Mesin tempel ini dipasang sebagai kemudi pada ekor perahu.

Seorang pengrajin piyau sedang menghaluskan potongan kayu untuk membuat perahu. Desa Terusan terkenal dalam membuat piyau berkualitas. [Foto : Bahtera Alam]
Dalam hal pembuatan piyau adalah hal yang tidak mudah karena diperlukan keahlian khusus. Keahlian ini biasanya diajarkan secara turun-temurun oleh beberapa keluarga. Di antara beberapa desa di daerah aliran Sungai Subayang yang memproduksi piyau, ada satu desa yang terkenal dengan kualitas piyau terbaik, yaitu pengrajin di Desa Terusan.
Saat ini, ada dua pengrajin piyau di Desa Terusan, dan keduanya sudah berusia lanjut. Wawancara yang dilakukan tim Bahtera Alam, terungkap bahwa mereka sering menerima pesanan pembuatan piyau dari berbagai wilayah. Pesanan tidak hanya datang dari sekitar wilayah daerah aliran Sungai Subayang, tapi juga dari wilayah lain seperti dari Kampar Kanan dan wilayah luar lainnya.
Pengrajin piyau biasanya menggunakan jenis kayu tertentu agar piyau yang dibuat memiliki kualitas baik dan tahan lama. Jenis kayu tersebut adalah dari jenis Binio, Kempas, dan Modang. Jenis ini sangat tahan jika terendam air dalam jangka waktu lama dan tahan benturan. Harga pembuatan piyau berkisar antara 6 hingga 8 juta rupiah, tergantung pada ukuran piyau. [editor : MH]
